Curhatan Pikiran

Kepleset Jakarta,

September 4, 2011

Hari ini saya kembali tersesat pagi-pagi ditempat yang sama persis seperti kurang lebih enam bulan yang lalu. Dan merenung sebentar ditempat itu membuat saya sadar bahwa banyak yang telah saya lupakan dalam hidup saya dan salah satunya adalah berbagi kegaulauan dalam tulisan tidak jelas yang mungkin hanya 1% dari semua yang membaca faham tentang kegalauan yang saya tuliskan.

Dan diantara kegalaun yang ingin saya bagi malam ini adalah tentang kota dimana saya kemudian mengingat tentang lahan curhat ini. Ya, kali ini saya akan cerita tentang sebuah kota yang dikenal sangat kejam oleh beberapa kalangan dan bahkan ada ungkapan yang menyebutkan bahwa kota ini lebih kejam dari ibu tiri, bahkan ditempat saya duduk tadi pagi terpajang spanduk himbauan dari Gubernurnya untuk para pemudik agar menyampaikan kepada saudaranya di kampung bahwa di kota ini susah mencari kerja dan biaya hidup mahal. Mungkin ini sedikit bentuk kefrustasian jajaran pemda karena setiap musim mudik lebaran begini begitu banyak manusia yang masih saja tergiur untuk mengadu nasib dikota ini yang alhasil menambah jumlah manusia makin banyak dikota ini dan semakin sesak pula ruang yang ada di sini.

Dan diantara kebanyakan orang tertarik akan kota ini distulah saya kira-kira berada, seperti kebanyakan orang yang punya bayangan akan kemegahan dan tantangan dikota ini saya juga punya gambaran akan kota ini yang menurut saya ini sangat sempurna sehingga saya harus ada dan berjuang disana.

Bagi saya yang sedari kecil hidup didesa kota ini memang nampak luar biasa, setiap kali melihat TV selalu kota ini yang jadi topik utama, ibarat sebuah cerita berjudul Indonesia maka kota ini adalah tokoh utama sekaligus sosok sentral yang ada dalam cerita tersebut, dari apa yang saya lihat saya menjadi punya gambaran dan bayangan sendiri soal kota ini. Dan saya begitu yakin bisa belajar banyak dari kota ini.

Pertama, kota ini adalah kota yang paling sibuk di Negri ini, semua itu tercermin dari aktivitas orang-orang disini dan terlihat nyata dari macetnya kota ini sepanjang hari, itu artinya saya harus bisa rajin bangun pagi-pagi kalau tidak ingin kena macetnya kota ini dan juga dilatih secara tidak langsung untuk bersabar jika hidup dikota ini dalam menghadapi kemacetan yang menjadi menu harian.

Kedua, kota ini adalah kota yang paling buru-buru yang pernah saya tahu. Disini semua orang nampak terburu-buru bahkan untuk berjalan dari tempat ke tempat lain langkah kaki kita akan nampak seperti orang yang sedang olahraga jalan cepat atau bahkan terkadang berlari. Dalam hal ini saya yakin saya akan menjadi manusia yang cepat dan tanggap terlatih dengan sendirinya jika hidup di kota ini.

Ketiga, kota ini adalah kota yang penuh sesak hampir tidak ada tempat dan ruang kosong yang tersedia untuk dapat menkmati longgarnya dunia bayangkan saja bahkan ditempat-tempat yang tidak semestinya seperti kolong jembatan, pinggiran kali, atau bantaran rel kereta bisa disulap jadi pemukiman oleh karena itu saya yakin akan menjadi manusia yang pandai mengambil peluang untuk bisa bertahan dalam lahan yang ada.

keempat, kota ini adalah kota yang cepat berubah wujudnya karena hampir tiap hari selalu saja ada gedung baru yang dibangun atau jalanan yang diperbaiki. Hal ini akan membuat otak saya makin tok cer karena harus dituntut mengingat hal-hal yang berubah dengan cepat.

Dan tentunya masih banyak lagi bayangan dan mimpi saya akan kota ini, Itulah kenapa ketika kuliah saya selalu bertekat bahwa setelah lulus saya harus berjuang dikota ini seperti yang dilakukan oleh sosok-sosok luar biasa dalam figur iklan rokok ataupun perbankan yang terlihat menarik dan sangat keren.

Waktu itupun akhirnya datang kurang lebih enam bulan yang lalu sehari setelah saya dilengserkan sebagai mahasiswa secara terhormat dalam sebuah upacara masal oleh rektor dan dekan saya. Hari itu pertama saya menginjakkan kaki kembali dikota ini setelah terakhir kali waktu kelas 6 SD dalam acara wisata keluarga di tempat ayah dan ibuku bekerja yang sudah sangat saya lupa seperti apa bentuknya.

Pagi itu saya datang dengan bekal email dan konfirmasi panggilan wawancara kerja disebuah perusahaan asing yang punya kantor perwakilan dikota ini, dan ini sangat sempurna persis seperti impianku. Setidaknya itulah yang terfikir diotakku pagi itu, dengan semngat 45b dan darah muda yang membara saya sangat menikmati perjuangan hari itu.

Namun Allah berkata dan berkeputusan lain pada saya karena sampai sekarang enam bulam kemudian saya masih bermimpi bisa berkarya dikota ini yang artinya sampai sekarang saya masih belum bisa mendapat tempat diantara penuhnya kota ini dan masih kalah gesit dan cepat dengan orang-orang yang ada disini dan masih belum bisa serajin dan sesabar orang-orang yang ada disini karena sekarang saya justru terpeleset sejauh 60KM disebelah timur disebuah kota industri jadi-jadian yang belum sempurna benar disebut sebuah kota karena fasilitasnya yang secara tidak sengaja saya sebut sebagai #kotakerupuk.

Apapun itu, sekarang saya cukup bersyukur dan masih bermimpi tentunya untuk bisa berkarya dikota ini, dikota yang masih penuh misteri untuk saya dikota yang dikenal dengan #ibukota dikota berbama JAKARTA.

Only registered users can comment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.