Belakangan kata cinta begitu akrap dengan gendang telinga saya, dan setiap kali orang membahas soal cinta mereka pasti punya teori yang berbeda-berbeda soal cinta.
Dari beberapa teori (ingat hanya yeori ya, praktinya juga saya belum pernah) yang pernah saya dengar ada satu teori yang membuat saya cukup tertarik untuk membacanya. Teori ini dikemukakan oleh kakak-kakak alumni kampus saya yang memang meski sudah bisa dibilang berumur dan sangat siap (secara finasial,moral, dsb.) masih belum juga bisa dikatakan sukses jika dilihat dari hasil akhir yang mereka tunjukkan.
Secara kami adalah anak Fisika, tentu saja kami selalu mencoba menghubung-hubungkan apa saja yang ada dikedihupan dengan gejala fisika, dan yang terjadi ternyata ada hubungan yang unik antara cinta dan rumus fisika. Disini saya akan berusaha untuk manguraikannya.
Faktor utama yang menjadi kendala dalam dunia perjodohan adalah, adanya rasa malas, sungkan atau tidak percaya diri ketika harus memulai berkenalan ataupun mendekati “target” yang diinginkan menjadi pasangan hidup. Umur yang sudah lewat menjadikan semangat dan kegigihan berjuang untuk “menjajah” telah jauh berkurang. Yang muncul adalah sifat sabar, arif, bijaksana dan penuh perhitungan.
Sebuah deskripsi/gambaran kecil soal strategi dalam pendekatan atau usaha mendapatkan perhatian seorang pasangan dapat dianalogikan dengan rumus fisika yang sangat sederhana.
Berkaca pada persamaan usaha :
W=FxS,
dimana W=usaha, F=gaya dan S=jarak.
==> Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan perhatian seorang pasangan hidup dipengaruhi dengan jarak target dan gaya tariknya.
Namun ternyata tak hanya sampai disitu saja karena setelah saya renungkan, ternyata, gaya tarik menarik antara seorang Laki – laki dan seorang perempuan dapat diibaratkan bagaikan dua buah muatan yang secara fisika dapat dinyatakan dalam persamaan fisika
F = K*(Q1*Q2)/R”
dimana F=gaya, K=konstanta, Q=muatan, R=jarak diantara dua muatan
Gaya tarik menarik ataupun gaya tolak menolak berbanding lurus dengan kosntanta (lingkungan) dikalikan kedua muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
==> Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecocokan, gaya ketertarikan ataupun gaya penolakan suatu muatan akan dipengaruhi oleh faktor K, besar muatan Q1 dan Q2 serta kuadrat jarak diantara keduanya.
Sebagai contoh sederhana.
Ketika jarak antara kedua pasangan sangat jauh dan muatan cinta keduanya tetap, dengan lingkungan yang tidak mendukung (banyak godaan) maka gaya cinta diantara mereka akan mengecil.
Sebuah strategi ketika kita ingin mendekati seorang wanita/laki laki agar gaya tarik menariknya kuat, maka diperlukan lingkungan yang mendukung (K), muatan keduanya besar dan saling tarik menarik (Q1,Q2) serta jarak yang dekat (R).
Akan wajar saja, ketika kita mendekati wanita/pria dan ternyata tidak mendapatkan respon seperti yang diinginkan, berarti ada komponen yang perlu diselaraskan agar dapat sesuai seperti yang kita inginkan.
Disitulah unik dan rumitnya perjuangan mendapatkan gaya tarik menarik cinta.
Huwahahahahaa
Kok bisa di sangkutin ama rumus fisika gitu ya?
Apik-apik :))
itulah cinta kawan,,,
banyak teorinya tapi susah prakteknya. hwakaka
hahaha
aya-aya wae…
ntar kalo dah nemu “kara”nya, diterapinlah tu rumus. wkwkwkwk
haha…
ya nanti dicoba “teori”nya ini 😀
menurutku mas aan,,,
hidup ki ga sesimple itu..
selalu ada faktor X yang kita tidak sangka2..
saiki aku ta ngomong ttg rumus fisika sik ya,,,
kowe ngerti rumus 0.5 m.v^2 = m.g.h to?
bisa mbayangne berat air setengah gram diketinggian 2km bakal memiliki kecepatan berapa sesampai di permukaan tanah?
bisa menjelaskan kenapa hujan tidak membunuh kita?
saiki mbalik ng cinta..
kembali ke rumus mu W= F.S
kowe ngerti to gaya yang ta lakukan terakhir kemarin, dan jaraknya,,,
seberapa massive explosition yang saya lakukan…
tapi kenapa masih memiliki hasil yg tidak sesuai harapan,,,
selalu ada faktor X yang diluar perhitungan,,,
kita tu cuma bisa berusaha,,,
hasilnya tidak selalu sesuai prediksi
pokoke berusaha dhisik an
analogi yang baik mas “usil” untuk kenapa kecepatan air hujan itu tidak bisa membunuh manusia karena memang ada banyak faktor yang tentunnya tidak semua diijinkan Allah untuk diketahui umatnya, ya mungkin salah satunya faktor gasak gesek dengan udara dll.
dan seperti kita ketahui hukum kekekalan energi mekanik yang sodara paparkan itu berlaku pada daerah ruang hampa, (teori mekanika klasik – Newton)
Untuk soal W=F.S
diatas saya sedikit menjelaskan bahwa nilai F itu sendiri bergantung pada beberapa faktor yang mengikuti kaidah F=K*(Q1.Q2)*/R^2
dan tentunya saya setuju kalo soal faktor X, hehehe…
Pokoknya semangat mas usil, terus berusaha, hahaha
mas e, faktor K kok kesannya malah variabel bukan konstanta y?
tapi soal Q, R kayaknya saya juga setuja 😀
Masih konstanta kok mas, karena itu nilainya selalu sama dalam setiap keadaan walaupun faktor lain berubah dalam keadaan tersebut.
memang nilai K bisa berbeda dalam setiap keadaannya bergantung pada dimana kondisi itu berada, ini seperti nilai tutik didih dan titik beku air yang meski bervariasi menurut tekanan udaranya tetap dianggap sebagai sebuah tetapan atau konsatnta.
sekalian masa hidup manusia di kasih rumus fisika yaa ? ? ?
Q tunggu looo
ditungu saja sampai ada aliran lagi keotak untuk menulis, hehe
sekalian masa hidup manusia di rumuskan dengan ilmu fisika ? ? ?
oke brow cari ilmu fisika yg baru
seru….tpi agk rmit
ga koment dah gw, wkwkwk … 😛
Perhitungan “RUMUS CINTA”
Benci x Benci =Suka
Suka + Suka = Cinta
Cinta – Suka = Pudar
Cinta : 2= Selingkuh
2 X Selingkuh= Ktauan
2 X Ktauan = BUBAR!
melihat rumus cinta bentuknya gampang tapi kalau membuktikan rasanya gimanagitu bisa dibilang bgitu deh
maaf kak,bukannya sok tahu. tapi saya kok aneh dengan kalimat ini, “Sebuah strategi ketika kita ingin mendekati seorang wanita/laki laki agar gaya tarik menariknya kuat, maka diperlukan lingkungan yang mendukung (K), muatan keduanya besar dan saling tarik menarik (Q1,Q2) serta JARAK YANG DEKAT(R).”
F=k*(q1*q2)/r^2
bukannya kalau jaraknya dekat, maka nilai F nya semakin kecil? dan sebaliknya 🙂
salam maba fisika 2013 ^_^
tapi salut deh buat kakak (y)
besok besok lagi ya 🙂
oh, maaf kakak.. ternyata bukan rumus yg itu 😀
tapi rumus rindu “W=F*s”
#diajarin guru fisikaku 😀
maaf maaf ya, maklum lah…
Kan itu r nya sibagai pembagi, dikuadratkan lagi.
Kalau semakin besar pembaginya (r) kan nilai F nya makin kecil, kalo semakin kecil pembaginya (r) nilai F nya semakin besar.
Nah iru r nya dikuadratin pula 🙂
Salam juga.
Niczego sobie 🙂