Curhatan Pikiran

Bisnis salah urus bernama “Sepakbola”

October 11, 2013

Sumber gambar: www.bolaindo.com

Hiruk pikuk sepakbola di Indonesia sudah mulai memasuki babak tenang beberapa waktu belakangan ini, penyatuan liga juga sudah mulai menemui jalan titik terang. Prestasi juga walau masih di level senior akhirnya telur selama 22 tahun itu pecah juga. Ya, paling tidak ada sesuatu yang cukup menjanjikan untuk bisa melihat Garuda terbang tinggi dan Merah Putih berkibar di level Asia atau bahkan Dunia.

Para pengambil kebijakan sepakbola di Negri ini juga tidak diam saja menanggapi prestasi Anak-anak muda ini. Salah satu hal yang terlihat adalah dengan memindahkan laga Kualifikasi AFC U19 dari Sidoarjo ke Jakarta. Ya, sudah jelas maksudnya dalah supaya untuk bisa mendapatkan pemasukan lebih dari penjulan tiket. Selain daya tampung Stadion Utama Gelora Bung Karno yang jauh lebih besar dari pada Gelora Delta Sidoarjo, standar harga tiket di Jakarta juga jauh lebih mahal karena standar tiket termurah di SUGBK adalah Rp. 50.000,- sedangkan di Sidoarjo berkisar Rp 25.000. Dua kali lipat kapasitas dan dua kali lipat harga tiket, bisa dibayangkan apa yang ada di benak para pemangku kebijakan sepakbola kita kan?

Namun nampaknya maksud besar para pemangku kebijakan itu belum dapat terlaksana dari dua laga yang sudah dijalankan Garuda Muda karena di pertandingan pertama melawan Laos SUGBK nampak sepi, stadion berkapasitas sampai 80.000 itu nampak lengang karena hanya diisi oleh 11.000 penonton. Pada laga kedua pun tidak begitu jauh berbeda, laga melawan Filipina semalam hanya ditonton oleh sekitar 30.000 penonton. Padahal panitia dikabarkan mencetak tiket sampai lebih dari 60.000 lembar. Ya, maaf pak kali ini anda belum beruntung kali… Tapi masih ada laga melawan Korea di akhir pekan ini dan menurut saya laga kali ini pasti SUGBK akan penuh sesak, “semoga”.

SUGBK memang sepi dalam dua pertandingan terakhir tapi angka jumlah penonton yang datang ke SUGBK termasuk fantastis karena ini hanyalah pertandingan level Junior dan bahkan jika dibandingkan dengan delapan negara lain penyelenggara ajang yang sama. Kualifikasi AFC U19 2014 yang serentak digelar di 9 Negara hanya di Indonesia penonton yang datang sampai melebihi angka 10.000 penonton. Bahkan negara kedua dengan jumlah penonton terbanyak yaitu Qatar, hanya mampu mendatangkan penonton 4.000. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki “prospek” paling bagus dalam hal sepakbola jika dibandingkan dengan negara lain di Asia

Angka penonton SUGBK yang menurut kebanyakan orang di media sangat mengecewakan ini setidaknya masih bisa menunjukkan fakta bahwa animo sepakbola di Negri kita sangat luar biasa, ya bayangkan saja pecinta sepakbola kita rela mengeluarkan uang samapai 50.000,- hanya untuk menonton pertandingan di level Junior. Animo yang juga diakui oleh Klub-klub besar eropa yang singgah beberapa waktu lalu di Jakarta dalam laga eksibisi. Rata-rata mereka menyatakan hal yang sama bahawa mereka terkejut ada Negara di Asia yang sebegini “Gila” dengan sepakbola.

Animo yang luar biasa ini sekali lagi menunjukkan bahwa Sepakbola adalah Bisnis yang menarik dan besar di Negri ini. Sayangnya bisnis besar ini seperti salah urus. Animo yang besar ini tidak jua dibarengi dengan prestasi, karena para “Direksi” diatas sana hanya sibuk mengurusi diri mereka dan para pendukung mereka saja. Meraka seakan lupa kalau “Bisnis” ini adalah milik semua rakyat Indonesia.

Entah samapai kapan “Bisnis” ini akan terus terpuruk, tapi semoga saja “Bisnis” besar ini segera membaik dan tidak menjadi “Bisnis yang salah urus”.

Sumber data: en.wikipedia.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.