Strategi Bisnis TEK-Talk

Indonesia dan mimpi menjadi Global Digital Hub

July 29, 2019

Entah waktu SD atau SMP aku lupa tepatnya, tapi masih teringat jelas bahwa dalam salah satu Bab di mata pelajaran IPS pernah dibahas salah satu kelebihan letak geografis Indonesia. Indonesia terletak pada posisi silang di antara dua benua dan dua samutra. Kelebihan geografis yang menjadikan kita pernah maju pada jamannya karena menjadi jalur perdagangan di Asia dan Australia bahkan Eropa menuju Australia juga melewati wilayah kita. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan teknologi, dan kebijakan ekonomi global kelebihan geografis itu tidak lagi bisa kita manfaatkan. Salah satu yang ironis adalah hal itu terjadi bukan karena jalur perdangan yang berpindah namun karena kita tidak jauh lebih siap dibanding negara “kecil” tetangga kita. Kita tidak sesigap mereka menyiapkan kebutuhaan para pialang sehingga aliran uang dari perdagangan itu lebih memilih mampir dan bertambah nilainya di tetangga kita. Walau sebenernya secara resources kita unggul jauh dari mereka. Kesiapan dan kesigapan yang kalah kini juga “sudah” terjadi pada iklim digital kita. Awal tahun 2019 ini Temasek bekersama dengan Google mengeluarkan reports tentang kondisi market digital di ASEAN. Dalam report tersebut disampikan adopsi, penetrasi, dan potensi bisnis digital di negara-negara di ASEAN.

e-Conomy SEA 2018: Southeast Asia’s internet economy. Google-Temasek

Tanpa melihat lebih detail report tersebut tentu sudah terbayang negara mana yang memiliki potensi market terbesar. Yap, betul Indonesia. Negara kita tercinta ini dalam report tersebut disebutkan sebagai “The largest and fastest growing in the region”. Pertanyaanya kemudian adalah bagaimana kita menyikapi dan sudahkan kita melakukan sesuatu untuk memanfaatkan keunggulan ini demi kemajuan bangsa kita? Alih-alih kita memanfaatkan nampaknya kita sedang dalam proses untuk dimanfaatkan oleh negara “kecil” tetangga kita yang cerdik itu? Dari report ini sendiri tentu sudah muncul pertanyaan kenapa Google lebih memilih mengandeng TEMASEK yang merupakan Holding BUMN negara tetangga dibandingkan Holding company di Indonesia? Barangkali jawaban sederhananya adalah mereka lebih nyaman dengan tetanga “kecil” kita itu. Beberapa waktu lalu aku sempet dapat kesempatan ngobrol sama orang Google Indonesia dan mereka sedikit ngasih bocoran kenapa belum begitu nyaman dengan Indonesia. Semoga di tulisan-tulisan berikutnya bisa aku ceritakan detailnya.

Kembali kepada judul tulisan ini sebenernya kita (Indonesia) bukanya tinggal diam dan pasrah dimanfaatkan oleh tetangga kita. Telkom salah satu BUMN Indonesia memiliki inisiatif besar yang diberi nama “Global Digital Hub”. Inisiatif ini nyatanya sudah dibuktikan secara nyata dalam upaya pembangunan infrastruktur pendukung seperti Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang menghubungkan antar pulau serta pengembangan Data Center sebagai prasayarat utama untuk berjalannya bisnis digital.
Pada laporan akhir tahun 2018 yang dipublish ke publik Telkom mayampaikan telah membangun infrastruktur untuk mendukung digital bisnis di Indonesia yang menjamin keterhubungan antar pulau di Indonesia sebagai fondasi utama pengembangan digital di Indonesia.

Indonesia Global Gateway. Laporan Tahunan Telkom Indonesia tahun 2018

Yah sudah dibuktikan dalam bentuk inisiatif membangun infrastruktur, tapi apa iya hanya cukup dengan itu? Infrasruktur memang menjadi fondasi utama tapi sesungguhnya inisiatif yang lebih nendang adalah bagaimana kita bisa membuat ekosistem digital itu berkembang di Indonesia. Sebatas yang saya tau kebanyakan infrastuktur yang dibangun di Indonesia adalah sebagai upaya untuk menjemput ekosistem digital seperti content dll yang ada di negara tetangga kita tadi. Lagi-lagi kita namapaknya masih belum bisa lepas. Mimpi menjadi Global Digital Hub seharusnya dapat kita maknai menjadi lebih luas menjadi suati inisiatif negara yang kemudian didukung dengan adanya kebijakan-kebijakan publik yang mendukung untuk tumbuhnya ecosystem di Indonesia. Saat ini bisa dibilang inisiatif yang ada di Indonesia berjalan secara tersebar berbalut kepentingan masing-masing pebisnis yang masih sulit untuk disatukan. Disitulah seharusnya negara hadir untuk menyatukan seluruh unsur baik dari sisi Infrastuktur maupun community ecosystem. Hal ini karena kita sudah cukup punya basis yang kuat dari startup sampai yang sudah jadi unicorn pun ada. Jika kita bisa menyatukan visi dan mimpi bersama untuk menjadi Global Digital Hub maka nampaknya tinggal menunggu waktu saja kita bisa menyaingi atau bahkan mengalahkan tatangga “kecil” kita yang sangat sibuk itu.


Only registered users can comment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.