Agustus 2019, rasanya baru kemarin memutuskan menjadi “penghamba ibu kota” namun ternyata sudah hampir 4 tahun lamanya. Banyak yang bisa diceritakan selama waktu itu tinggal di sini, namun nampaknya kehidupan commuter ini yang paling menarik untuk diceritakan. Jadi mari kita mulai. Beranjak ke Jakarta sejak akhir tahun 2015 namun Commuter Life baru saya alami dalam kurun waktu dua waktu terakhir tepatnya saat saya dan istri memutuskan tinggal di salah satu kota penopang yaitu Depok. Kota yang katanya banyak masalah, jadi tidak akan saya ceritakan. Cukup lihat saja video dari Kumparan ini.
Jadi kembali ke cerita commuter life saya. Saya dan istri sama-sama bekerja di Jakarta, jam kerja istri yang mengharuskan berangkat pagi membuat kami harus berusaha agar sampai di Jakarta setidaknya jam 7 pagi. Dengan memperhitungkan waktu tempuh Kereta tambah waktu perjalanan tambahan bersama abang Gojek yang harus dilalui kami harus naik kereta setidaknya jam 6 pagi. Awalnya saya tidak terpikir bahwa berangkat pagi-pagi buta ke mengunakan KRL adalah perkara yang cukup sulit. Saya pikir dengan berangkat pagi kondisi stasiun atau bahkan kereta akan cukup sepi sehingga setidaknya kita bisa cukup nyaman ada di dalamnya. Namun ternyata, “Semua kadang tidak seperti yang dibayangkan”.
Ternyata ungkapan bahwa Jakarta tak pernah lelah adalah benar adanya. Walau pagi masih mengembuskan udara dingin namun kenyatannya kalah oleh hangatnya hembusan karbondioksida dan desak-desakan manusia di stasiun dan di kereta. Tak pernah terlihat lelah itulah rupa wajah-wajah yang selalu nampak aku lihat pada kerumunan orang di kereta. Berdesakan dan rebutan oksigen seolah sudah jadi hal biasa. Kadang terinjak atau kegencet juga hanya direspon dengan senyuman dan tak kadang tertawa sendiri menertawakan keadaan yang dialami. Ya begitulah kehidupan pagi di Stasiun dan Kereta. Tidak cuma pagi sebenarnya karena di sore atau malam hari ketika orang Jakarta kembali ke rumahnya maka hal yang kurang lebih sama atau bahkan kadang lebih parah terjadi pada kenidupan commuter di Jakarta. Ya begitulah kira-kira sekelumit cerita tentang commuter life. Cerita yang saya alami hampir setiap hari sampai entah kapan akhirnya. Anda tertarik mencoba?